MENGENAL PERASAAN SENDIRI
Perasaan atau emosi dapat diibaratkan seperti sungai, bisa tenang tetapi juga bisa bergejolak dan meluap-luap, walaupun begitu arus sungai yang deraspun bisa diatur dengan dibuatkan bendungan, saluran-saluran, sehingga dapat didayagunakan untuk kesejahteraan masyarakat. Sebaliknya, sungai yang dibiarkan begitu saja akan mendatangkan berbagai bencana.
Demikian perasaan kita, kalau anda hanya menuruti dorongan-dorongan perasaan melulu, bisa runyam akibat- nya. Anda harus mampu mengendalikan dan mengatur perasaan-perasaan anda. Anda harus menjadi "tuan" terhadap diri sendiri, bukannya malah menjadi "hamba" dari perasaan-perasaan belaka. Sebelum para ahli membangun bendungan dan saluran-saluran, terlebih dahulu mereka harus mengadakan penelitian terhadap sifat-sifat dan kebiasaan sungai tersebut, demikian juga anda, sebelum anda mampu mengenal perasaan tersebut, berikut ini, akan diuraikan cara-cara praktis untuk mengenal perasaan dan manfaatnya :
REKAMAN MASA KECIL.
Banyak sekali corak perasaan yang anda miliki dan selalu muncul dalam kehidupan sehari-hari, seperti sayang, rindu, marah, benci, sedih, riang bosan dan sebagainya. Sebenarnya perasaan-perasaan tersebut bukan barang baru. Sebagian besar sudah ada dalam diri anda sejak dan terus terbawa dalam proses perkembangan kedewa saan pribadi anda. Perasaan-perasaan itu seperti terekam dan pada saat-saat tertentu muncul kembali sebagai reaksi terhadap peristiwa-peristiwa tertentu. Misalnya, Seorang anak yang hanya karena kesalahan kecil lalu dimarahi orang tuanya habis-habisan akan merekam perasaan takut atau marah yang sangat mendalam, akibatnya, mungkin sampai dewasa ia terus diwarnai perasaan tersebut, ia akan merasa bersalah atau merasa takut bila membuat kesalahan kecil saja. Sebaliknya, seorang anak yang tumbuh dalam keluarga yang harmonis, dimana suasana saling mencintai dan saling menerima mewarnai kehidupan keluarganya, iapun akan membawa pengalaman manis ini dalam menghadap pristiwa-peristiwa dalam hidup selanjutnya. Hanya orang yang pernah dicintailah yang mampu mencintai. Sebaliknya, orang yang dibesarkan dalam suasana kebencian dan dendam kusumat, iapun nantinya akam membawa kebencian. Hal ini pulalah sebagai salah satu sebab mengapa di negara-negara yang selalu dilanda perang saudara, juga tak pernah terjadi perdamaian. Seorang anak yang melihat keluarganya dibantai musuih, iapun kelak akan membalas membantai. demikian terus menerus hidupnya tanpa diwarnai cinta dan persahabatan tragis.
Tentu ............